Kendaraan ( sepeda motor ) dibagi menjadi 2 system kelistrikan AC dan
DC. Yang tampak lebih jelas membedakan mana yang system AC, mana yang
system DC adalah, saat lampu depan ( head lamp) menyala.Pada system AC,
lampu depan akan menyala hanya pada saat mesin kendaraan dihidupkan. (
misalnya pada kebanyakkan motor matic, motor bebek dll, sedangkan system
DC ( yg saya ketahui ) terdapat pada Thunder, Tiger, Vixion. Sepeda
Motor dengan syetem DC,system kelistrikannya lebih baik daripada system
AC makanya banyak pemilik motor system AC ingin meubah menjadi system
DC, seiring dengan banyaknya accessories menggunakan sumber daya DC yang
cukup besar memerlukan daya misalnya lampu HID,Sirine, Klakson , Sound
System dll, sehingga banyak bermunculan pula permintaan cara-cara
membuat menjadi DC, menjual alat accessories hingga perlunya memasang
stabilizer, regulator, dobel aki, dobel kiprok dll… Secara fungsional
akan lebih baik dengan adanya tambahan alat-alat tersebut…Saya sendiri
bingung, apakah semua cocok dipasang disetiap motor ? Kalau berbeda,
alat mana yang cocok ? Apa benar alat tersebut wajib dipasang ? Yang
tidak kalah penting yang semestinya menjadi pertimbangan juga adalah ,
apakah sesuai hasil dan manfaat yg didapat dengan biaya yang harus
dikeluarkan ? Pertanyaan – pertanyaan tersebut yang sering saya ajukan
kepada pelanggan sebelum memutuskan untuk memilih. Begitu banyak merk,
jenis dan macam serta fungsi accessories yang dijual, sehingga kita
dibuat bingung accesories apa yang cocok untuk kebutuhan motor kita .
Dalam tulisan ini mengajak pengguna motor system AC khususnya untuk melihat lebih jauh kedepan. Apa yg sebenarnya peralatan apa yang kita butuhkan, sesuai dengan kebutuhan motor kita.
Kalau ingin memasang alat yg memerlukan beban tinggi , lampu HID misalnya…Kenapa ( yg pernah dengar ) harus memasang dobel aki ? Yang akhirnya merembet memodifikasi yang lain juga. Harus ubah jadi Full DC….Dobel kiprok …Tujuannya supaya aki ngga Drop ? Oke deh.. Berikut adalah pemikiran saya, setiap orang tentu punya pemikiran yang berbeda....Khan kita menghidupkan lampu depan biasanya pada saat mengendarai motor.. artinya pada saat mesin motor hidup…Saat sedang berhenti, mesin mati tidak perlu menyalakan lampu depan khan ? Nah….Kalau motor dalam keadaan hidup otomatis generator ( spul) akan mengeluarkan listrik…. Nah, kalau HID itu memerlukan tegangan DC… kenapa ngga dibuat saja alat ( adaptor ) dari AC ke DC seperti halnya peralatan listrik di rumah ? Takut tegangan AC ngga stabil??? Bikin dong yang namanya Regulator ( penstabil tegangan ) …Jadi dengan tegangan AC yang sudah menjadi DC Regulated, bisa menggantikan tegangan DC dari Aki, makanya… di motor tidak perlu pasang dobel aki hanya untuk menghidupkan HID. Selain masalah ruang yang terbatas, juga tidak perlu “memaksa” aki bekerja melebihi kemampuannya. Kalau HID perlu arus 3-4Ampere… Mudah saja untuk membuat regulator 5-10 Ampere. Ada yg mau pesan dan mencoba?
Syarat mutlak sebagai sumber tenaga utama, Spul harus mampu memenuhi tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh beban .Silahkan bertanya ke bengkel terdekat, bagaimana cara memaksimalkan Spul supaya bisa bekerja lebih baik. Sedangkan perkabelan ( wiring diagram) pemasangan Regulator seperti dibawah ini.
Disisi lain .pengakuan beberapa pelanggan… spul sdh di modif, tapi tegangan terlalu tinggi, sehingga arus charging ke aki juga tinggi. Kalau kondisi ini tidak dikontrol, jika menggunakan aki basah… akibatnya air aki menjadi cepat kering… kalau menggunakan aki kering…. Aki menjadi kembung…Lebih eksrimnya, saya pernah mendengar, ada kecelakaan karena akibat aki meledak… Nah lho ??? Koq bisa ya ? Mungkin itu sebabnya.. Serba salah ya. tegangan kurang, aki ngga cepat penuh, drop semua.. Tegangan terlalu tinggi, bingung membuangnya. Untuk memecahkan masalah tersebut, saya baru saja membuat prototype, ( jadi masih belum bisa membuat casing yg kompak, tahan air juga panas karena menggunakan heatsink) namanya Automatic Accu Charger. Dalam pengetesan saya menggunakan trafo adaptor listrik di rumah dengan tegangan sekitar +16 VDC/10A arus pengisian ke aki sekitar 1A, ini masih kecil sehingga aki 12V/4AH akan lama fullnya. Kemudian tegangan saya naikkan menjadi +24VDC . Saat aki kosong , diukur arus charge 3A lebih…dalam waktu sekitar 1 jam aki cuma hangat, arus pengisian turun menjadi sekitar 0.5A.. Saya rasa alat ini bekerja. Aki sdh mulai penuh dan arus pengisian juga ikut turun. Kondisi ini akan aman bagi aki. Sewaktu aki belum penuh, saya coba beri beban menggunakan lampu H4 55/60W… Disitu terukur arus ke lampu sekitar 5A. Artinya, saat aki kosong atau sedang dicharge alat ini mampu men-drive daya hingga 5A ( menurut data komponen bisa sampai 12A) . Jadi walau aki belum penuh, alat ini berfungsi ganda. Mendrive beban yg cukup besar tidak harus menunggu aki penuh dulu baru bisa dipakai untuk menghidupkan beban yg besar.
Saya juga pernah mendengar pasang Capacitor Bank. Untuk apa ? Katanya untuk menyimpan arus sementara. Hmm…benar memang tapi menurut saya, kecil sekali power yg bisa disimpan, dan cuma sesaat. Saya pernah menunjukkan kepada konsumen menyimpan arus menggunakan capasitor 2200uF dengan beban 1 bh LED. Hanya beberapa detik, LED bisa menyala. Beban saya ganti dgn bohlam sein , bohlam sein tidak sampai bisa menyala penuh, sdh mati, artinya daya dari capasitor sdh kebuang sebelum sempat menyalakan bohlam. Dengan Capacitor Bank , mungkin bisa mengumpulkan daya lebih banyak, tapi dengan harga yg hampir sama dengan sebuah aki , kenapa tidak sekalian saja beli aki baru , yg jelas – jelas bisa menyimpan power lebih banyak dan lama ?
Dobel aki ??? Untuk menambah daya ok…bagus.. daya jadi tambah… tapi kalau tidak di imbangi dgn pengisian yg juga dobel… maka sia-sia saja menambah kapasitas AH, atau memasang 2bh aki. Apa lagi kalau sekedar ikut-ikutan membuat dobel aki, sementara beban listrik kendaraan masih standar. Akan membuang – buang biaya saja.
Jadi dengan opini saya diatas, apa perlu dobel aki ? Kembali berpulang kepada pilihan pembaca. Semua cara diatas juga tidak akan berfungsi jika sumber listrik utama ( generator / spul ) kurang memberi tegangan dan arus yg cukup karena alat yg saya sebutkan diatas, memerlukan tegangan +DC yg cukup tinggi, diatas tegangan aki ( minimum +15VDC ) , sehingga arus pengisian cukup besar serta fungsi regulator bisa bekerja dgn baik. Untuk meubah hingga tegangan bisa tinggi dan arus juga cukup besar silahkan menghubungi bengkel terdekat.
Mengganti system menjadi Full DC ? Kalau kendaraan sudah menggunakan system DC, cara ini tidak diperlukan lagi, tapi kendaraan yg system AC ingin meubah menjadi Full DC ??? Dengan pandangan saya diatas, bahwa kebanyakkan kita menggunakan alat-alat atau instrument kendaraan justru saat kita berkendara, saat mesin hidup , bukan pada saat berhenti . Jadi kira – kira apa masih diperlukan “harus” mengganti menjadi system Full DC ?
Kepada pelanggan saya selalu mengajak untuk menghitung sumber daya yang dihasilkan dengan daya yang dikeluarkan. Jika mungkin, memodif spul hingga mampu mengeluarkan daya yang lebih besar dari beban yang dikeluarkan. Namun jika sumber daya utama ( spul) lemah tapi kita ingin menembah sesuatu selain yang standar, maka kita mesti berhemat disisi yang lain misalnya dengan mengganti bohlam dan indikator speedometer, lampu sein atau rem dengan lampu LED.Selain hemat daya, dengan menggunakan LED, kendaraan juga akan kelihatan lebih “hidup”.
Dengan intensitas cahaya yang hampir sama, LED sangat banyak menghemat daya. Sebagai perbandingan , 1 bohlam sein ( 9Watt) sama dengan ( 1 led = 20mA x 3V=60mW) 9W = 9000mW : 60mW = 150 bh LED…. Bayangkan jika 1 lampu lampu rem ( 20W) sama dengan berapa led ? Yang pasti banyak….
Kalau kita mengganti 1bh lampu sein dengan sekitar 4led ( yang sering saya pasang di motor bebek), atau sekitar 16 led di sein motor “lelaki”. Lampu rem + lampu malam paling banyak 70 led berapa watt daya yg dihemat disamping keuntungan “ fancy ” yg didapat ?
Pelanggan bertanya… berapa watt pasang LED untuk lampu rem, sein, dan accs LED lain? Saya bilang… ngga usah dihitung, yang pasti wattnya kecil. Silahkan pasang sebanyak – banyaknya, hehehe….
Dalam tulisan ini mengajak pengguna motor system AC khususnya untuk melihat lebih jauh kedepan. Apa yg sebenarnya peralatan apa yang kita butuhkan, sesuai dengan kebutuhan motor kita.
Kalau ingin memasang alat yg memerlukan beban tinggi , lampu HID misalnya…Kenapa ( yg pernah dengar ) harus memasang dobel aki ? Yang akhirnya merembet memodifikasi yang lain juga. Harus ubah jadi Full DC….Dobel kiprok …Tujuannya supaya aki ngga Drop ? Oke deh.. Berikut adalah pemikiran saya, setiap orang tentu punya pemikiran yang berbeda....Khan kita menghidupkan lampu depan biasanya pada saat mengendarai motor.. artinya pada saat mesin motor hidup…Saat sedang berhenti, mesin mati tidak perlu menyalakan lampu depan khan ? Nah….Kalau motor dalam keadaan hidup otomatis generator ( spul) akan mengeluarkan listrik…. Nah, kalau HID itu memerlukan tegangan DC… kenapa ngga dibuat saja alat ( adaptor ) dari AC ke DC seperti halnya peralatan listrik di rumah ? Takut tegangan AC ngga stabil??? Bikin dong yang namanya Regulator ( penstabil tegangan ) …Jadi dengan tegangan AC yang sudah menjadi DC Regulated, bisa menggantikan tegangan DC dari Aki, makanya… di motor tidak perlu pasang dobel aki hanya untuk menghidupkan HID. Selain masalah ruang yang terbatas, juga tidak perlu “memaksa” aki bekerja melebihi kemampuannya. Kalau HID perlu arus 3-4Ampere… Mudah saja untuk membuat regulator 5-10 Ampere. Ada yg mau pesan dan mencoba?
Syarat mutlak sebagai sumber tenaga utama, Spul harus mampu memenuhi tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh beban .Silahkan bertanya ke bengkel terdekat, bagaimana cara memaksimalkan Spul supaya bisa bekerja lebih baik. Sedangkan perkabelan ( wiring diagram) pemasangan Regulator seperti dibawah ini.
Disisi lain .pengakuan beberapa pelanggan… spul sdh di modif, tapi tegangan terlalu tinggi, sehingga arus charging ke aki juga tinggi. Kalau kondisi ini tidak dikontrol, jika menggunakan aki basah… akibatnya air aki menjadi cepat kering… kalau menggunakan aki kering…. Aki menjadi kembung…Lebih eksrimnya, saya pernah mendengar, ada kecelakaan karena akibat aki meledak… Nah lho ??? Koq bisa ya ? Mungkin itu sebabnya.. Serba salah ya. tegangan kurang, aki ngga cepat penuh, drop semua.. Tegangan terlalu tinggi, bingung membuangnya. Untuk memecahkan masalah tersebut, saya baru saja membuat prototype, ( jadi masih belum bisa membuat casing yg kompak, tahan air juga panas karena menggunakan heatsink) namanya Automatic Accu Charger. Dalam pengetesan saya menggunakan trafo adaptor listrik di rumah dengan tegangan sekitar +16 VDC/10A arus pengisian ke aki sekitar 1A, ini masih kecil sehingga aki 12V/4AH akan lama fullnya. Kemudian tegangan saya naikkan menjadi +24VDC . Saat aki kosong , diukur arus charge 3A lebih…dalam waktu sekitar 1 jam aki cuma hangat, arus pengisian turun menjadi sekitar 0.5A.. Saya rasa alat ini bekerja. Aki sdh mulai penuh dan arus pengisian juga ikut turun. Kondisi ini akan aman bagi aki. Sewaktu aki belum penuh, saya coba beri beban menggunakan lampu H4 55/60W… Disitu terukur arus ke lampu sekitar 5A. Artinya, saat aki kosong atau sedang dicharge alat ini mampu men-drive daya hingga 5A ( menurut data komponen bisa sampai 12A) . Jadi walau aki belum penuh, alat ini berfungsi ganda. Mendrive beban yg cukup besar tidak harus menunggu aki penuh dulu baru bisa dipakai untuk menghidupkan beban yg besar.
Saya juga pernah mendengar pasang Capacitor Bank. Untuk apa ? Katanya untuk menyimpan arus sementara. Hmm…benar memang tapi menurut saya, kecil sekali power yg bisa disimpan, dan cuma sesaat. Saya pernah menunjukkan kepada konsumen menyimpan arus menggunakan capasitor 2200uF dengan beban 1 bh LED. Hanya beberapa detik, LED bisa menyala. Beban saya ganti dgn bohlam sein , bohlam sein tidak sampai bisa menyala penuh, sdh mati, artinya daya dari capasitor sdh kebuang sebelum sempat menyalakan bohlam. Dengan Capacitor Bank , mungkin bisa mengumpulkan daya lebih banyak, tapi dengan harga yg hampir sama dengan sebuah aki , kenapa tidak sekalian saja beli aki baru , yg jelas – jelas bisa menyimpan power lebih banyak dan lama ?
Dobel aki ??? Untuk menambah daya ok…bagus.. daya jadi tambah… tapi kalau tidak di imbangi dgn pengisian yg juga dobel… maka sia-sia saja menambah kapasitas AH, atau memasang 2bh aki. Apa lagi kalau sekedar ikut-ikutan membuat dobel aki, sementara beban listrik kendaraan masih standar. Akan membuang – buang biaya saja.
Jadi dengan opini saya diatas, apa perlu dobel aki ? Kembali berpulang kepada pilihan pembaca. Semua cara diatas juga tidak akan berfungsi jika sumber listrik utama ( generator / spul ) kurang memberi tegangan dan arus yg cukup karena alat yg saya sebutkan diatas, memerlukan tegangan +DC yg cukup tinggi, diatas tegangan aki ( minimum +15VDC ) , sehingga arus pengisian cukup besar serta fungsi regulator bisa bekerja dgn baik. Untuk meubah hingga tegangan bisa tinggi dan arus juga cukup besar silahkan menghubungi bengkel terdekat.
Mengganti system menjadi Full DC ? Kalau kendaraan sudah menggunakan system DC, cara ini tidak diperlukan lagi, tapi kendaraan yg system AC ingin meubah menjadi Full DC ??? Dengan pandangan saya diatas, bahwa kebanyakkan kita menggunakan alat-alat atau instrument kendaraan justru saat kita berkendara, saat mesin hidup , bukan pada saat berhenti . Jadi kira – kira apa masih diperlukan “harus” mengganti menjadi system Full DC ?
Kepada pelanggan saya selalu mengajak untuk menghitung sumber daya yang dihasilkan dengan daya yang dikeluarkan. Jika mungkin, memodif spul hingga mampu mengeluarkan daya yang lebih besar dari beban yang dikeluarkan. Namun jika sumber daya utama ( spul) lemah tapi kita ingin menembah sesuatu selain yang standar, maka kita mesti berhemat disisi yang lain misalnya dengan mengganti bohlam dan indikator speedometer, lampu sein atau rem dengan lampu LED.Selain hemat daya, dengan menggunakan LED, kendaraan juga akan kelihatan lebih “hidup”.
Dengan intensitas cahaya yang hampir sama, LED sangat banyak menghemat daya. Sebagai perbandingan , 1 bohlam sein ( 9Watt) sama dengan ( 1 led = 20mA x 3V=60mW) 9W = 9000mW : 60mW = 150 bh LED…. Bayangkan jika 1 lampu lampu rem ( 20W) sama dengan berapa led ? Yang pasti banyak….
Kalau kita mengganti 1bh lampu sein dengan sekitar 4led ( yang sering saya pasang di motor bebek), atau sekitar 16 led di sein motor “lelaki”. Lampu rem + lampu malam paling banyak 70 led berapa watt daya yg dihemat disamping keuntungan “ fancy ” yg didapat ?
Pelanggan bertanya… berapa watt pasang LED untuk lampu rem, sein, dan accs LED lain? Saya bilang… ngga usah dihitung, yang pasti wattnya kecil. Silahkan pasang sebanyak – banyaknya, hehehe….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar